8 Maret 2023
Selamat Hari Perempuan Internasional! Hari yang didedikasikan untuk merayakan pencapaian perempuan di seluruh dunia, meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi perempuan, dan menentukan cara untuk mencapai kesetaraan gender. Tema tahun ini adalah Perempuan dalam Pendidikan, Teknologi, dan Inovasi, dimana tim perempuan Broken Chalk telah membuat video untuk memperingati hari tersebut, untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan yang masih dihadapi perempuan dalam pendidikan, dan juga untuk mengidentifikasi kesenjangan dan solusi untuk mencapai kesetaraan gender. Kesetaraan gender adalah proses bersikap adil terhadap perempuan dan laki-laki. Perempuan telah mengejar pendidikan profesional dan karir, tetapi bukan tanpa hambatan. Untuk memastikan kesetaraan antar gender, berbagai metode dan upaya harus disediakan untuk membantu perempuan di seluruh dunia melawan kerugian sosial, politik, atau budaya yang mungkin mereka hadapi.
Pasal 28 dari Konvensi Hak Anak mengakui adanya kesempatan yang seimbang dan pendidikan dasar yang wajib untuk setiap anak. Hingga hari ini, 129 juta anak perempuan masih tidak bersekolah, meskipun atas berjalannya waktu lebih banyak anak perempuan dapat mengakses pendidikan daripada sebelumnya. Hak perempuan atas pendidikan yang berkualitas masih dipengaruhi oleh berbagai hambatan berbasis gender, seperti stereotip yang salah, pernikahan dan kehamilan anak, kemiskinan, atau kekerasan berbasis gender. Meskipun sistem pendidikan yang adil terhdap semua gender dapat membangun kemakmuran bagi keseluruhan negara, keluarga-keluarga miskin seringkali memprioritaskan anak laki-laki ketika berinvestasi dalam pendidikan. Padahal, pendidikan untuk anak perempuan juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi negara mereka.
Pendidikan anak perempuan lebih dari sekedar masuk sekolah: Diperlukan lingkungan belajar yang aman yang memungkinkan anak perempuan untuk menyelesaikan proses pembelajaran mereka. Hal ini juga diperlukan agar mereka dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar tenaga kerja. Namun, di beberapa negara, sekolah masih belum memenuhi syarat-syarat keselamatan, kebersihan, dan/atau sistem praktik pengajaran yang sama. Hal ini menciptakan kesenjangan gender dalam pembelajaran.
Tim kami telah merefleksikan tantangan pendidikan yang masih dihadapi perempuan-perempuan di masing-masing negara, disertai dengan solusi yang memungkinkan. Dalam apa yang disebut “Global Utara”, akses anak perempuan ke pendidikan tidak dipengaruhi oleh gender, namun stereotip masih berperan dalam merendahkan perempuan ke bidang sastra dan bukan ke mata pelajaran sains. Di beberapa negara seperti Italia, ketidakadilan dan diskriminasi dalam akses ke pasar tenaga kerja masih terjadi. Di sisi lain, di benua Afrika, kemiskinan berperan penting dalam akses pendidikan. Salah satu kekhawatiran utama adalah realita bahwa bagi banyak anak perempuan, pendidikan ditunda: tidak ada kesinambungan. Inilah yang terjadi di Kenya, dimana krisis yang disebabkan oleh kekeringan dan kelaparan menantang daya tahan pendidikan anak perempuan. Anak perempuan juga putus sekolah karena kehamilan dan pernikahan dini. Di Uganda dan Mozambik, fenomena ini sangat nyata: masyarakat harus menjadi lebih peka terhadap pentingnya menyekolahkan anak perempuan untuk pengembangan sosial. Selain itu, di beberapa negara Asia seperti Indonesia, perkawinan anak masih menjadi penyebab perempuan berhenti sekolah, agar mereka bisa fokus mengurus anak dan rumah tangga. Meskipun pemerintah sedang mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak perempuan Indonesia, yang perlu disebarluaskan adalah kesadaran masyarakat akan nilai-nilai dan kepentingan pendidikan bagi anak perempuan. Investasi dalam pendidikan anak perempuan dapat mengubah komunitas, negara, dan dunia. Hal ini dapat memperkuat ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan antar gender. Tantangan lain yang mungkin dihadapi perempuan adalah kasus di Turki, dimana mahasiswi masih menghadapi penggeledahan telanjang oleh petugas polisi.
Seperti biasa, misi Broken Chalk adalah menyebarkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan dalam mewujudkan hak asasi manusia. Tahun ini Broken Chalk akan fokus pada peningkatan akses anak perempuan ke pendidikan dan meningkatkan kesadaran tentang dampak positif dari pendidikan perempuan terhadap masyarakat secara umum serta kesejahteraan ekonomi dan sosial. Karena hak perempuan adalah hak asasi manusia, kami akan terus mendukung upaya pencapaian kesetaraan gender di semua bidang, tidak hanya dalam bidang pendidikan. Kesetaraan gender meningkatkan peluang bagi semua orang dan memungkinkan orang untuk mengejar impian mereka terlepas dari gender. Keadilan mengarah kepada kesetaraan.
Selamat Hari Perempuan Internasional!
Ditandatangani oleh
Broken Chalk
Diterjemahkan oleh
Melissa Sugiarta
https://brokenchalk.org/press-release-international-womens-day-2023/
from
No comment yet, add your voice below!